Akhirnya, Saya Punya Radio!
“Now listen to the radioooowww”. Cuplikan lirik lagu The
Corrs tersebut merupakan ekspresi pertama yang saya keluarkan dengen penuh
kegirangan sesaat setelah sampai di kos dari Pasar Klithikan. Ya, di pasar lowakan
dan pusat penjualan barang curian terbesar di Jogja itulah (yes, indeed) saya
membeli radio ‘baru’ ini. Harganya sungguh murah, 45 ribu rupiah. Itulah harga
terakhir yang saya dan penjualnya sepakati setelah beberapa kali proses tawar
menawar yang alot dan berkali-kali bolak-balik toko tersebut. Seperti biasa,
trik basi tapi ajaibnya sering jitu bagi para calon pembeli adalah menawar dengan
harga serendah mungkin sesuai perikemanusiaan masing-masing, lalu pura-pura
beranjak segera dari toko dengan harap-harap cemas akan dipanggil penjualnya
sembari teriak dikit,”Yaudah, mas/mbak, bungkus deh!”. Sayangnya, kali ini saya
gagal. Tapi tak mengapa, selisih 15 ribu dari harga awal (60 ribu) lumayan buat
beli makan. Bagi anak kos Jogja, 15 ribu sudah bisa 2 kali makan dalam sehari.
Yang paling membuat saya puas batin membeli radio ini adalah
sumber duitnya, yakni dari hasil produktivitas saya pribadi. Beberapa waktu
lalu, saya menang lomba fotografi dengan tema besar ‘fenomena sosial’ yang
diadakan oleh organisasi mahasiswa jurusan Sosiologi UGM. Foto-foto yang lolos seleki pertama dipamerkan di
Gelanggang Mahasiswa UGM, dan diadakan voting untuk mencari pemenang favorit. Puji
Tuhan, foto saya terpilih sebagai pemenang favorit. Bagi saya, menjadi fevorit
lebih membanggakan daripada yang terbaik, sebab yang memilih adalah orang
banyak, bukan hanya 1 sampai 3 orang yang duduk dalam kursi dewan juri. People chocie. Apa pun itu, saya
betul-betul bersyukur. Hadiahnya uang tunai dan sertifikat. Kurang dari
sepertiga uang tersebut lah yang saya gunakan membeli radio. Dan sengaja saya
mencari yang model jaman doeloe (jadoel)
meskipun untuk mendapatkannya jarak yang harus ditempuh lumayan jauh. Padahal
kalau saya mau beli radio model terbaru dengan harga terjangkau tinggal naik
sepeda 5 menit dari kos. Tapi yang namanya selera, kadang tidak usah dikompromi.
Semenjak hari pembelian itu, setiap hari dan setiap waktu,
yang penting selama saya ada di kos, saya pasti menyetel radio. Sudah lama
sebenarnya saya ingin punya barang elektronik ini. Dan memang menyenangkan. Banyak
lagu lawas yang sudah lama terlupakan dan tidak pernah lewat di pikiran, ketika
diputar oleh awak radionya memunculkan sensasi nostalgik yang kemudian
menimbulkan reflek semacam “ah, lagu ini, hahaha”. Sepotong demi sepotong
memori pun secara acak ikut hadir. Di
samping itu, stasiun-stasiun radio di Jogja yang cukup beragam membuat saya
cukup leluasa memilih di mana saya menjatuhkan pilihan sesuai mood. Jika bosan atau tidak senang
dengan yang satu, tinggal pindah ke yang lain. Easily move on!
Awal mulanya, terjadi pergulatan batin yang cukup intens
untuk memilih apakah televisi atau radio. Setelah berbagai pertimbangan dan
pengalaman, saya lebih memilih radio. Bukankah televisi sekarang isinya
kebanyakan berita-berita yang membosankan dan menyesatkan, mimpi-mimpi utopis,
orang-orang jelek yang herannya sudi dilecehkan dan ditertawakan orang banyak, dan
kekerasan yang dibalut lawakan konyol. (Tapi kalo tv kabel, itu lain cerita,
hehehe). Saya akui, saya kalau nonton tv juga suka terhibur dengan tontonan-tontonan
semacam itu. Jadi, saya tidak mau munafik. Tapi, saya punya titik jenuh yang
untuk sampai ke sana tidak perlu waktu lama untuk mengatakan “ah gini-gini
mulu, bosen ah”. Untuk beberapa hal,
saya orangnya cepat merasa bosan.
Sampai sekarang, kehadiran radio di kosku menggenapi
keengganan saya untuk mempunyai televisi. Saya lebih suka mendengarkan musik
daripada menonton acara musik yang...mmmm
u know lah. Saya lebih suka membaca buku sambil mendengarkan audio tanpa
harus terdistraksi oleh godaan visual. Dan sekarang saya lebih bisa bijaksana
dengan laptop saya karena bebannya untuk menyala dan hanya sebagai pemutar
musik sudah disubstitusi oleh hadirnya radio. After all, I prefer radio to tv. Period!
Back again, now listen
to radioooowww!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ruang Tamu