Berkah
Fajar
Foto ini diambil dari puncak Gunung Ungaran, Jawa Tengah
|
Di sini aku sedang duduk
Tubuhku gemetaran karena
kedinginan
Namun tak sepenuhnya juga karena
itu
Aku merinding lebih dikarenakan
mataku menyaksikan
peristiwa alam yang sedang terjadi
di seberang sana
Lamat-lamat kupandangi
Pelan-pelan senyumku pun
mengembang
Tubuhku merinding
namun bibirku tersenyum
namun bibirku tersenyum
Sebuah kombinasi gerak tubuh yang
ganjil
Olahraga pagiku yang distimuli konspirasi
cuaca
Di seberang sana,
ada barisan gunung,
segumpal awan,
berlatar langit pagi yang masih muda
Biru, bening, dan polos
Kelihatannya jarak antara aku dan
mereka
hanya sepelemparan batu
Namun jarak memang suka menipu
Ketika kucoba kulemparkan sebuah
batu kecil,
rasanya ruang antara kami makin melebar
dan objek-objek alam itu seperti menjauh
seribu langkah
Tapi aku tahu, ini hanyalah ilusi
Dan aku pun sadar, jarak tidak
pernah menipu,
ilusilah yang menjebakku
Meskipun mereka tidak bergerak,
tapi sepertinya mereka berekspresi
Barisan gunung itu,
segumpal awan yang nampak padat
tapi sebenarnya rapuh itu,
langit muda, dan semua yang hadir
di hadapanku ini
seperti melakukan sebuah adegan
Tanpa sutradara, tanpa skenario
Semuanya serba alamiah,
sederhana, tapi mahal
Mataku memang tidak menjangkau
apa yang ada di balik yang tampak
Tapi mata batinku iya
Dipeluk kabut yang membawa
dingin,
diciumi segumpal awan kecil,
raksasa itu tampak merona dalam
ketenangan
Sumringah tapi kalem
Gunung-gunung lain beserta bukit
di sekitarnya
ikut kecipratan sensasi
Sungguh,...
mereka seperti keluarga
yang begitu bahagia dan bersyukur
menerima berkah fajar
Kapan lagi ada pagi semagis dan
seromantis ini!
Yogyakarta, Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ruang Tamu